5 Sebab Jerman Mengalami Kegagalan Di Perang Dunia I & II
Jerman
adalah Negara yang mengalami dua kali Pertempuran besar yaitu PD I dan PD II.
Jerman tidak hanya menjadi unsur pelengkap dalam fenomena sejarah terbesar di
abad 20 tersebut melainkan menjadi aktor utama yang menyulut api Pertempuran
yang melibatkan seluruh Negara di penjuru dunia. Walaupun peran Jerman disini
cenderung ke pihak antagonis banyak pelajaran yang bisa di ambil dari sebuah
Negara yang terletak di jantung Eropa tersebut
Jerman
mengakhiri perang dengan keluar sebagai pecundang di PD I dan nyaris sama
diulangi kembali di PD II. lantas apa yang menyebabkan Jerman menjadi pecundang
pada setiap perang besar yang diamalami Negara tersebut. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi mengapa Jerman gagal dalam dua perang yang dialaminya.
Walaupun tidak ada yang menginginkan Jerman menang pada PD terutama PD II
karena rezim barbar nya Nazi jerman.
Jerman sebenaranya bisa saja memenangkan kedua PD tersebut karena Jerman sendiri merupakan Negara superpower dari segi SDM nya. Perkembangan teknologi Jerman meningkat pesat selama perang banyak inovasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan Jerman dalam rangka menunjang kebutuhan perang dan propaganda Negara Jerman. Dan menurut pihak lawan dalam artian sekutu yang bertempur melawan Jerman pada PD I dan PD II mengatakan bahwa Jerman berada jauh di depan kita baik dari segi teknologi maupun Kecakapan para jendral lapangan Jerman. Tetapi Jerman minim dalam SDA dan terlalu ikut campurnya pemimpin politik yang tidak tahu menahu akan strategi militer berbuat ceroboh dalam menentukan keputusan selama pertempuran berlangsung menyebabkan banyak kesalahpahaman yang berakibat fatal.
Kegagalan
Invasi Ke Rusia Dalam Operasi Barbarosa
OperasiBarbarossa adalah
sebutan invasi tentara Nazi Jerman di Uni Soviet pada Perang
Dunia II. Invasi ini dimulai pada tanggal 22 Juni 1941. Lebih dari
4,5 juta tentara dari kekuatan Axis dan Uni Soviet menyerbu sepanjang
2.900 km (1.800 mil). Perencanaan untuk Operasi Barbarossa dimulai
pada tanggal 18 Desember 1940; rahasia
persiapan dan operasi militer itu sendiri berlangsung hampir
satu tahun, dari musim semi tahun 1940 sampai musim dingin 1941. Hitler menginginkan
untuk menguasai ranah Rusia dan menjadikan sejarah sebagai satu-satunya
pemimpin yang bisa mengalahkan Rusia. “Maka, pada musim panas 1941,
diluncurkanlah Operasi Barbarossa”.
Invasi Jerman ke Dataran Soviet (Operasi Barbarossa)
Sumber: Fb.ru
Mula-mula pasukan Jerman menang dengan taktik Blitzkrieg nya, tetapi musim dingin tiba dan ini adalah sekutu terbaik Rusia. Pasukan Jerman mampu menghancurkan pasukan-pasukan Uni Soviet namun gagal memperhitungkan kemampuan Uni Soviet untuk secara terus-menerus memperbarui dan mempersenjatai pasaukan baru. Yakin bahwa Jepang tidak akan menyerang di Timur, Stalin juga menarik pasukan Uni Soviet dari Siberia untuk mempertahankan Moskwa dan melakukan serangan balik. Pasukan Jerman dapat menekan sampai beberapa kilometer dari Moskwa, namun serangan balik Uni Soviet di tengah musim dingin akhirnya berhasil mematahkan Operasi Barbarossa. Hitler mengharapkan pukulan cepat dan tidak mempersiapkan perang yang berkelanjutan di tengah musim dingin Rusia.
Foto Tank Tiger Jerman (PzKpwf Tiger) yang terjebak lumpur di medan tempur front timur 1942. Menunjukkan bahwa kegagalan jerman dalam operasi barbarossa salah satunya ditenggarai oleh kondisi iklim dan geografis, wilayah Russia yang sangat luas mengakibatkan mesin-mesin tempur Jerman melakukan perjalanan jauh untuk mencapai posisi penting di Russia yang mengakibatkan mesin-mesin ini tadi mengalami Overheating dan mogok. Dan juga jalanan di Russia belum aspal sehingga ketika musim dingin banyak jalanan yang berubah menjadi kudapan lumpur yang sangat menyulitkan pergerakan Panzer-panzer Jerman bahkan butuh waktu berjam-jam untuk menarik panzer-panzer jerman dari kudapan lumpur tersebut yang seringkali menghambat operasi militer yang akan dilakukan Jerman.
Tank
Tiger merupakan Tank kelas Berat pabrikan Jerman yang digunakan di front timur
sebagai pilar utama pertempuran untuk menandingi tank kelas berat milik
Unisoviet. Tank ini sangat perkasa dan sukses menjadi momok menakutkan bagi
tank-tank Unisoviet. Walaupun tank ini sangat tangguh terdapat beberapa
kelemahan yang membuat jerman tidak bisa bertahan dari gempuran gencar dari
tentara merah Unisoviet dan gagal menyelesaikan misi menginvasi Unisoviet dalam
operasi Barbarossa. Kelemahan itu diantaranya Tank ini sangat berat (54 ton)
sehingga tidak bisa bermanuver lincah seperti tank-tank kelas medium atau
ringan, tank ini juga memiliki sistem mesin yang rumit sehingga mudah sekali
mogok dan terpaksa diledakkan sendiri oleh kru tank karena tidak ada kendaraan
lain yang kuat menderek tank ini, agar tidak di rampas pihak musuh dan
dijadikan preoyek observasi untuk menciptakan tandingan tank Tiger.
Tank Tiger Jerman terjebak di lumpur
Sumber: ww2Images
Biaya
produksi yang mahal dan proses pembuatan yang cukup lama dan juga tidak adanya
percobaan latih tank sesudah diluncurkan lantaran permintaan tank ini sangat
besar dan dalam waktu yang sesegera mungkin untuk memenuhi kebutuhan tank keals
berat di front timur melawan Unisoviet membuat tank ini belum siap 100% saat
diterjunkan langsung ke medan tempur. Hal ini sangat nerepotkan di kalangan
Jendral lapangan Jerman mengingat mereka mengusung strategi serangan kilat yang
unsur utamanya adalah manuver-manuver cepat dari satuan Panzer-panzer berat.
Dengan realita seperti ini Jerman yang seharusnya lebih bersifat ofensif justru
menjadi defensif mengingat mesin-mesin tempur berada dalam masalah yang telah
disebutkan tadi. yang berakibat garis pasukan Jerman terkesan statis dan
terhambat.
Evakuasi Dunkirk
Evakuasi
Dunkirk atau Operation Dynamo (Dinamo) adalah evakuasi tentara Sekutu dari
Pantai Dunkerque/Dunkirk, Prancis, dari tanggal 27 Mei sampai dengan 4 Juni
1940, ketika tentara Inggris dan Prancis dikalahkan oleh tentara Jerman dalam
pertempuran Dunkirk pada Perang Dunia II. Evakuasi yang berlangsung sembilan
hari itu merupakan yang terbesar dalam sejarah dan berakhir dengan sukses.
Jerman maju ke arah barat dari arah Ardennes di Belgia, di sepanjang Sungai
Somme, Prancis, dan Selat Inggris, memotong antara pasukan Sekutu di utara dan
selatan. Pasukan Sekutu di utara, yang terdiri dari bagian utama pasukan
Sekutu, dengan cepat terkepung. Pada tanggal 19 Mei, komandan pasukan Inggris,
Lord John Gort, mempertimbangkan penarikan personel British Expeditionary Force
(BEF). Pada 24 Mei, komandan tentara Jerman Generaloberst Walther von
Brauchitsch, sudah siap merebut Dunkirk, pelabuhan terakhir untuk menarik
personel BEF dari Eropa. Pemimpin Jerman Adolf Hitler tiba-tiba campur tangan,
menghentikan serangan Jerman. Pada 26 Mei, Inggris akhirnya memulai Operasi
Dinamo untuk mengevakuasi pasukan Sekutu dari Dunkirk.
Evakuasi ribuan tentara di Dunkirk pada Operasi Dynamo
Sumber: People
Tindakan Hitler menghentikan serangan Jerman membuat 500.000 tentara sekutu yang terkepung dan nyaris menjadi tahanan Jerman berubah nasib seketika menjadi selamat dan meningkatkan kembali moral pasukan Inggris dan Prancis setelah dipermalukan dan gagal mempertahankan tanah air dari pasukan Jerman dalam invasinya ke Prancis.mereka yakin setalah kesuksesan evakuasi ini meraka akan kembali merebut Prancis yang sudah jatuh ke tangan Jerman. Tentara sekutu yang berhasil dievakuasi tersebut terdiri dari tentara khusus handal dan terlatih yang didalamnya juga terdapat jendral-jendral lapangan yang berpengalaman. Setelah berhasil dievakuasi pasukan tersebut membentuk konsolidasi-konsolidasi militer di Prancis selatan bersama dengan nasionalis Prancis untuk melakukan operasi-operasi militer guna membebaskan Prancis dari belenggu Jerman.
Kekuatan Angkatan Laut Jerman Yang Belum Siap Terjun Di PD
Kekaisaran
Jerman pada PD I sudah memiliki armada laut yang kuat hampir setara dengan
Inggris.
tetapi wilyah teritori maritim Jerman yang sempit mengakibatkan armada lautnya
tidak memiliki akses ke samudra Atlantik untuk melakukan blokade suplai perang
dari Amerika,
karena harus melalui kawasan maritim Inggris yang tengah di blokade dengan
sejumlah kapal-kapal Cruiser dengan jumlah yang banyak akhirnya Jerman memutar
strategi dengan meluncurkan kapal selam tak terbatas ke wilayah Atlantik.. Pada awal perang kapal selam
mengalami kemenangan yang gemilang sebelum akhirnya dibantai oleh angkatan laut
Inggris karena tidak ada bantuan dari kapal-kapal perang Jerman yang masih
terblokade di laut Denmark
Sejumlah U-Boot (Kapal Selam) Jerman terdampar di pantai Amerika Serikat
Sumber: syracause
Pada PD II angkatan laut Jerman (Kriegsmarine) sangat tertinggal dibandingkan angkatan darat Jerman (Wehrmacht) atau angkatan udara Jerman (Luftwaffe) yang telah lebih dulu mencatatkan prestasi dalam rangka menginvasi Prancis dan Polandia. Hal itu dikarenakan angkatan laut Jerman masih dalam tahap pembangunan dikarenakan Hitler sendiri berjanji tidak akan memulai perang dengan Inggris sampai tahun 1945 tetapi Hitler tidak sabar dengan segera mencaplok Polandia pada tahun 1939 akibatnya angkatan laut Jerman belum siap sama sekali untuk menandingi angkatan laut sekutu
Jerman
Melakukan Perang Dua Front
Pada
perang dunia pertama dan kedua yang dialami oleh Jerman, kegagalan militer yang
paling sering dibicarakan yaitu Jerman selalu membuka dua front perang
sekaligus dalam artian, di front barat Jerman melawan sekutu dan di front timur
Jerman melawan Russia/Unisoviet. Hal ini sangat tidak
menguntungkan dengan kondisi letak Jerman yang terletak di tengah-tengah medan
pertempuran dan diapit negara-negara yang bersengketa (Inggris, Prancis,
Amerika dan Russia) yang mengharuskan Jerman berjuang dengan Ekstra menghadapi
dua medan tempur sekaligus yang sama-sama dahsyat.
Peta dua front peperangan yang dilakukan Jerman pada Perang Dunia II Sumber: Claszone on Pinterest |
Kususnya di medan tempur front timur pada PD II pasukan Jerman tidak hanya melawan dahsyatnya gelombang demi gelombang serangan tentara merah Russia dalam jumlah cukup besar tetapi juga harus melawan senjata rahasia Russia yaitu musim dingin. Sedangkan pada PD I medan tempur di front timur tidak sedahsyat medan tempur di front barat menghadapi pasukan Inggris Prancis dan Amerika. Karena posisi Jerman di front timur pada PD I lebih kearah defensif untuk menghalau serangan Russia yang bersifat masif sehingga dengan mudah dipatahkan oleh Jendral-jendral lapangan Jerman untuk mempertaahankan wilyah Prussia Timur. Walaupun begitu melakukan strategi pertempuran dengan membuka medan tempur di dua front merupakan strategi yang kurang efektif dan bahkan resiko terbesar yaitu kalah perang, dan itu telah dilakukan dua kali oleh Jerman dalam panggung perang yang berbeda.
Ketimpangan
Kekuatan Aliansi Negara yang Berkoalisi Dengan Jerman PD I & PD II
Dalam
kasus perang dunia I yang melibatkan Jerman. Jerman memiliki aliansi
negara-negara yang berjuang bersama dengan Jerman. di perang dunia I Jerman
bersama Austro-Hungaria dan kekaisaran Ottoman membentuk aliansi yang disebut
blok Sentral. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi Jerman karena negara yang
dihadapi yaitu Inggris Prancis Russia dan Amerika yang tergabung dalam blok
Sekutu yang notabene negara-negara tersebut adalah negara kuat. Contoh saja
Inggris yang merupakan negara kuat dan memliki beberapa koloni yang tersebar
luas di seluruh dunia. Koloni-koloni tersebut berperan penting untuk suplai
bahan mentah yang digunakan memproduksi senjata.
Selain itu
tenaga manusia dikoloni-koloni Inggris bisa dimanfaatkan untuk menambah jumlah
pasukan infantri. Selain itu Inggris memiliki angkatan laut yang sangat kuat
dan tersebar di seluruh samudra, angkatan laut yang sangat kuat ini telah
dibangun sejak berabad-abad yang lalu dan pernah merajai seluruh lautan. Selain
itu negara kuat lain yang dihadapi Jerman yaitu Amerika. Amerika adalah negara
dengan kekuatan industri kuat yang bisa menyokong seluruh kebutuhan perang
mulai dari senjata dan mesin-mesin perang dan juga bahan-bahan mentah yang
nantinya dikirim ke industri di Inggris untuk untuk suplai kebutuhan militer.
Sedangkan
di pihak Jerman dan Blok Sentral kekuatan militer Austro-Hongaria masih jauh
dibelakang kekuatan militer Jerman dan negara-negara lawan, Austro-Hongaria
memang memiliki armada militer yang kuat dan dalam jumlah yang relatif besar.
Tetapi dalam lapangan kekuatan militer Austro-Hongaria tidak seperti yang
diharapkan. Mereka kesulitan menghadapi Bosnia yang masih medioker dalam urusan
militer, dan terpaksa mengalami kerugian yang besar. Dan kelemahan unsur
militer dari Austro-Hongaria ini semakin nyata ketika Russia melakukan Invasi
ke Gallicia wilayah Austro-Hongaria pasukan Austro-Hongaria kocar-kacir melawan
serangan gencar yang di lakukan Russia.
Hal ini
mengakibatkan ketimpangan kekuatan yang dialami Blok Sentral terutama Jerman.
Jerman secara tidak langsung terpaksa berjuang mati-mati an dan terkesan lebih
kearah melindungi negara-negara koleganya untuk menghindari kehancuran dipihak
Sentral dengan kekuatan militer yang tidak sebanding, yang jelas saja
mengakibatkan kekalahan di pihak Blok Sentral
Di kancah
Perang Dunia II lagi-lagi Jerman mengalami ketimpangan kekuatan tetapi dengan
kolega yang berbeda Jerman bersama Italia dan Jepang tergabung dalam satu
kekuatan yaitu Axis Power. Menghadapi kekuatan dahsyat dari kubu Alliance Power
yang terdiri dari Inggris, Prancis, Amerika dan Unisoviet. Jerman tau apa yang
sedang dihadapinya yaitu Inggris negara dengan Imperium terbesar sepanjang
sejarah. Amerika negara dengan kekuatan industri kuat juga mempunyai militer
tangguh. Dan juga yang paling mengerikan
adalah Unisoviet negara dengan kekuatan darat terbesar di kancah dunia saat
itu. Sedangkan salah satu kolega Jerman di Eropa yaitu Italia yang diharapkan bisa jadi kekuatan tandingan
bagi bagi negara-negara Sekutu.
Pakta Tripartit antara 3 negara kekuatan Axis/Poros yang terdiri dari Jerman, Italia dan Jepang
Sumber: Kbgaminmfe.blogspot
Namun yang terjadi sebaliknya Italia malah merepotkan Jerman, saat Italia menyerbu Yunani serangan Italia dengan mudah di mentahkan oleh pasukan Yunani yang bahkan pasukan Yunani tidak diperkuat kendaraan lapis baja (tank) hal ini sungguh memalukan. Jerman mengetahui kegagalan Invasi Italia ini sedangkan Yunani sendiri memiliki hubungan dekat dengan Jerman dalam hal suplai minyak. Hal ini mengharuskan jerman membantu pasukan Italia untuk membungkam Yunani sebelum Inggris melakukan penetrasi diplomatis ke Yunani untuk merebut simpati petinggi Yunani dan mendapatkan sejumlah tambang minyak yang akan merugikan Jerman. Invasi Jerman ke Yunani mengkibatkan rencana Jerman menginvasi Unisoviet dalam operasi Barbarossa ditunda pada 1941, yang kelak penundaan ini menjadi fatal karena harus mengalami General Winter dimana kondisi iklim Unisoviet yang sangat tidak bersahabat.
Sedangkan kolega Jerman yang lain berada jauh di belahan dunia timur yaitu Jepang yang berarti tidak bisa membantu secara langsung sepak terjang Jerman di teater Perang Dunia di Eropa. Dan juga Jepang memiliki musuh utama sendiri yaitu Amerika. Setelah Jepang melakukan serangan ke Pearl Harbour tidak lama kemudian Jerman dibawah Hitler menyatakan perang terhadap Amerika yang sebenarnya itu adalah keputusan ceroboh mengingat Jepang tidak bisa turun langsung ke medan tempur Eropa sedangkan Jerman harus berupaya membangun pangkalan militer dan mengoperasikan armada lautnya di samudra Pasifik dan Hindia untuk menghalau kekuatan armada laut Amerika di samudra Pasifik.
Sumber:
Subiakto,Ari. 2008. Operasi Barbarosa. Yogyakarta
Schneider, Franz dan Charles Gullans. 2007. Neraka di
Stalingrad. Yogyakarta: Narasi.
Cristopher,Clark, 2006The Rise and The Downfall Of Prusia:
Terjemahan
Eric Roman 2009. Austria-Hungary
and the Successor States: A Reference Guide from the Renaissance to the Present)
Lebani, Joseph. 2016. Batalion Panzer Jerman. Yogyakarta:
Narasi
Holmes, Richard 2001 Dunkirk evacuation: The
Oxford Companion to Military History, New York : Oxford University Press
Kriegsmarine Battleship (Kehancuran Kapal-kapal Tempur Jerman Dalam PD II) ari subiakto
2013
Ojong,P.K (2001). Perang Eropa Jilid II. Jakarta:
Kompas.
Posting Komentar untuk "5 Sebab Jerman Mengalami Kegagalan Di Perang Dunia I & II"