Download PDF dan Review Buku: "Sapiens: A Brief History Of Humankind - Yuval Noah Harari"
Sebuah Pemikiran yang Dipaksakan - Review Buku: "Sapiens: A Brief History Of Humankind - Yuval Noah Harari"
Judul: Sapiens A Brief History Of Humankind Penulis: Yuval Noah Harari Tahun Terbit: 2014 (Inggris) Halaman: 443 ISBN: 978-0062316097 |
Siapa yang tak tahu buku Sapiens: A Brief
History of Humankind karya Yuval Noah Harari? Buku yang sempat menjadi perbincangan warganet itu
sukses membius dan membuat tercengang siapapun yang membacanya.
Buku ini merupakan sebuah
pengembaraan yang brilian
sekaligus penggugah pikiran melalui penuturan sejarah umat manusia dengan jangkauan aspek yang luas dan penuh percaya diri. Buku ini sangat menarik dan terus akan selalu menarik bahkan hingga beberapa tahun kedepan karena mencakup pembahasan mengenai kehidupan manusia
13,5 miliar tahun pra-sejarah hingga
periode
sejarah yang begitu luar biasa.
Sejak
awal, Harari berupaya
untuk membangun konsep
dualisme melalui Homo ('manusia') menjadi Homo sapiens ('manusia yang
bijaksana') - mengeksplorasi dampak dari otak yang membuahkan ide pemikiran,
penggunaan alat teknologi,
menciptakan struktur
sosial yang kompleks, dan banyak lagi. Ia menyampaikan pemahaman terbaru dengan
menarik kesimpulan dari pemetaan genom Neanderthal yaitu manusia purba. Hal itu mengindikasikan
bahwa Sapiens tidak bisa berbaur
dan melakukan asimilasi dengan Neanderthal alih-alih memusnahkan mereka karena dianggap berbeda. Oleh karena itu Harari menagatakan bahwa
"Toleransi bukanlah
ciri khas Sapiens".
Memiliki Sejumlah Kekurangan
Penggambaran Harari tentang manusia purba berburu
secara primitif, kemudian mulai mengumpulkan makanan hingga ke tahap bercocok
tanam sangatlah menarik. Namun ia terlihat susah-payah membawa kita melewati suatu
periode yang lama. Diawali dengan revolusi pertanian 10.000 tahun yang lalu, kemudian
kedatangan agama, lalu revolusi ilmiah dan industrialisasi, kemunculan
kecerdasan buatan, dan kemungkinan akhir dari umat manusia.
Harari berpendapat bahwa Homo sapiens awalnya hanyalah
hewan tak berakal dan tidak memiliki arti penting bagi kehidupan lain, mirip
seperti kawanan kerbau yang mencari makan di padang rumput Afrika. Kemudian
mereka kini telah berubah menjadi 'teror bagi ekosistem makhluk hidup lainnya’.
Tentu saja itu memang benar adanya, tetapi Harari mengeksekusinya dengan sudut
pandang sempit untuk maksud tertentu. Tetapi
hal itu bisa dipahami mengingat Harari merupakan pemikir terbaik tentang dunia
modern. Dan analisisnya sangat luar biasa ketika menggunakan perspektif.
Itulah yang membuat ia subjektif menempatkan diri sebagai
manusia modern dan kesulitan melihat perspektif jutaan tahun yang lalu. Harari sendiri
adalah seorang ilmuwan sosial yang setara dengan seorang filsuf, ahli logika,
atau sejarawan. Kritiknya terhadap permasalahan sosial modern sangat
menyegarkan dan obyektif. Sementara penggabungan serpihan-serpihan
pra-sejarahnya sangat imajinatif dan tampak meyakinkan bagi orang awam, namun
pemahamannya terhadap beberapa periode dan dokumen sejarah bisa dibilang kurang
begitu mengesankan.
Kesalahpahaman Atas Abad Pertengahan
Harari tidak begitu baik dalam melihat dunia abad
pertengahan, atau setidaknya fenomena gereja pada abad pertengahan. Ia
menyatakan bahwa agama 'pramodern' kerap kali menegaskan bahwa segala sesuatu
yang membuat kita bertanya-tanya terkait kebenaran dunia akan dianggap tak
penting. Mereka membuat siapapun yang mempertanyakan tentang kebenaran dunia,
maka bersiaplah untuk dibungkam seolah semua itu telah terjawab dan diketahui
sepenuhnya. Sehingga tidak ada lagi keingintahuan, perluasan wawasan serta pembelajaran
tentang duni secara menyeluruh.
Harari mengajukan pertanyaan, “kapan pandangan ini berakhir?”
ia pula yang mengatakan bahwa semuanya sudah cukup terlambat. Dalam bukunya
Harari memberikan contoh tentang seorang petani abad ke-13 yang bertanya kepada
seorang pendeta tentang laba-laba kemudian ditolak karena pengetahuan seperti
itu tidak ada dalam Alkitab. Hal ini sungguh tidak masuk akal dan sulit untuk menguraikan
betapa salahnya konsep ini.
Faktanya, Gereja melalui Peter Abelard pada abad ke-12
-lah yang memprakarsai gagasan bahwa otoritas tunggal tidak cukup untuk
membangun pengetahuan. Pengetahuan harus dibangun melalui diskusi dua arah untuk
membuka wawasan dan untuk mendapatkan informasi. Ini adalah terobosan dalam pemikiran
yang mengatur pola kehidupan universal selama berabad-abad ke depan.
Atau bagaimana dengan John of Salisbury (uskup abad
ke-12), seorang pemikir sosial terkemuka era itu. Salisbury lah yang mewariskan
kepada kita tentang fungsi aturan hukum dan konsep bahwa seorang raja pun harus
tunduk pada hukum dan dapat dicopot sewaktu-waktu oleh rakyat jika ia
melanggarnya. Kemudian kisah Cicero saat ia menolak klaim dogmatis dan
menegaskan bahwa kebenaran terbaik yang bisa kita tuju harus terus dievaluasi
dan direvisi. Oleh karena itu,
Singkatnya, Harari cenderung menarik garis pemisah
yang terlalu tegas antara era abad pertengahan dan era modern. Sehingga menciptakan
perspektif bias yang muncul dari hasil
pemikirannya sendiri. Harari memang bagus dalam menggambarkan periode yang
lebih modern, tetapi hal itu berbeda ketika ia menggambarkan situasi era abad
pertengahan.
Buta Akan Agama Dan Kepercayaan
Tidak mengherankan jika buku ini menjadi buku terlaris
di masyarakat umum terutama yang awam dalam hal agama. Kritiknya terhadap
Yudaisme dan Kristen secara historis tidak dapat dibenarkan. Ia memaparkan
spekulasinya dalam enam baris mengenai asal muasal monoteisme yang berasal dari
politeisme sebagai fakta. Sayangnya hal itu hanya membuatnya menjadi kekurangan
objektivitas. Agama-agama Abrahamik yang mengubah dunia muncul dari padang
pasir pada awal Zaman Perunggu, membawa pemahaman yang sama sekali baru tentang
satu Tuhan Pencipta dan membawa perubahan besar dalam kehidupan bermasyarakat. Tentu
saja akan mustahil Jika seorang terpelajar membaca naskah ini kemudian berharap
ia percaya atas rekonstruksinya.
Harari juga terbukti sangat goyah dalam menggambarkan
apa yang ia percayai oleh umat Kristen. Sebagai contoh, pendapatnya tentang kepercayaan
kepada Iblis membuat Kekristenan menjadi dualistik (adanya tuhan-tuhan yang
baik dan jahat yang berdiri sendiri-sendiri) tidak dapat dipertahankan. Salah
satu teks Alkitab yang paling awal (Kitab Ayub) menunjukkan bahwa Allah
mengizinkan Iblis untuk menyerang Ayub, tetapi dengan tegas membatasi caranya
(Ayub 1:12). Kemudian, Yesus mengusir Setan dari seseorang (Markus 1:25, dst.)
dan kitab terakhir dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah menghancurkan Setan
(Wahyu 20:10). Bait Alkitab tersebut menunjukkan bahwa tidak banyak dualisme
yang tertera di sana. Mengenai hal ini hanya ada dua kemungkinan: Harari tidak memahami
Alkitabnya atau dia memilih untuk salah mengartikannya. Tidak ada seorang pun
dalam sejarah yang percaya bahwa Tuhan itu jahat.
Akhir Yang Sangat Menggembirakan
Tak perlu kecewa karena Harari telah menyiapkan kejutan
di halaman-halaman terakhir dalam bukunya
"Kita lebih kuat dari sebelumnya... parahnya, manusia
tampaknya lebih tidak bertanggung jawab dari sebelumnya. Berperan sebagai
dewa-dewa yang diciptakan oleh mereka sendiri dengan bantuan hukum fisika yang
senantiasa menemaninya, kita tidak bertanggung jawab kepada siapa pun."
Tepat sekali! Ini waktu yang tepat untuk berubah.
Lebih baik hidup di dunia di mana kita bertanggung jawab kepada Tuhan yang adil dan penuh kasih.
Akhir kata, Harari adalah seorang penulis yang brilian
namun memiliki agenda terselubung yang tak diketahui banyak orang. Dia sangat mahir
dalam bidangnya, tetapi ia menebarkan jala terlalu lebar sampai-sampai membuat
jala itu putus. Hal itu yang membuat segala macam benda asing masuk dan keluar
dan mengotori kejernihan pemikirannya. Kegagalannya untuk berpikir jernih dan
obyektif dalam bidang-bidang di luar bidangnya akan membuat orang-orang terpelajar
yang percaya kepada agama berpikir ulang untuk terkesan terhadap hasil karyanya.
Untuk download file Pdf E-book Sapiens, silahlan klik di SINI
Posting Komentar untuk "Download PDF dan Review Buku: "Sapiens: A Brief History Of Humankind - Yuval Noah Harari" "