Pembunuh Berantai Yang Penuh Belas Kasih: Gesche Gottfried
Ilustrasi Gesche Gottfried Sedang Meracik Arsenik Untuk Para Korban Sumber: Canaldemisterio |
Selama
kurun waktu lima belas tahun seorang perempuan bernama Gesche Gottfried
membunuh lima belas orang di Bremen Jerman sejak tahun 1813 hingga 1827. Kelima belas korban tersebut diketahui adalah
orang-orang yang mempunyai relasi dengan Gottfried terutama keluarga dan
kerabat-kerabatnya. Ia membunuh korbannya dengan menggunakan senyawa arsenic yang
dicampur dengan lemak hewani atau biasa dikenal sebagai racun tikus.
Lahirnya
Sang Malaikat Belas Kasih
Dalam
kasus pembunuhan berantai ini, Gottfried sendiri tidak serta-merta membuat mati
korbannya, akan tetapi ia membunuh secara perlahan dengan mengatur dosis racun
secara bertahap dan berangsur-angsur hingga korbannya tewas. Di sisi lain
Gottfried justru secara terbuka
mengumumkan kesedihannya kepada seluruh penduduk Bremen atas penyakit akut yang
diderita korban, sementara ia merawat korbannya dengan penuh perhatian dan
tanpa pamrih. Besarnya simpati yang diberikan penduduk Bremen kepada Gottfried
atas sifatnya yang welas asih membuatnya dijuluki malaikat belas kasih.
Pada
tanggal 21 April 1831 yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 43, Gottfried
divonis sebagai tersangka utama dalam kasus pembunuhan berantai. Ia divonis
hukuman mati berupa pemenggalan kepala dan dieksekusi secara terbuka di depan
public. Peristiwa tersebut sekaligus menjadi akhir dari eksekusi yang dilakukan
di depan publik dalam sejarah kota Bremen.
Gottfried
dinyatakan bersalah setelah calon korban kedua belasnya mencurigai adanya butiran-butiran
kecil pada makanan yang telah disiapkan Gottfried. Ia kemudian melaporkannya
kepada Dr Luce yang juga memeriksa korban pembunuhan oleh racun yang sama sebelumnya.
Dr, Luce memutuskan bahwa butiran-butiran itu adalah serbuk arsenik dan segera
melaporkannya ke pihak yang berwenang untuk memeriksa Gottfried. Setelah
ditangkap Gottfried menjalani persidangan selama tiga tahun hingga akhirnya ia
dinyatakan bersalah dan di jatuhi hukuman mati.
Teror
Dari Bremen
Dalam
buku A Bremen Tragedy disebutkan bahwa hipotesis terhadap motif pembunuhan
Gottfried adalah sifat egois dan ambisinya yang tidak normal, akibatnya dia
tidak bisa mengontrol emosi dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Egoisme
tersebut ditunjukkan saat Gottfried memaksakan diri untuk menjalin hubungan
dengan kekasih lamanya secara terang-terangan akan tetapi suaminya dengan tegas
menentangnya.
Hal
yang sama dilakukan juga oleh keluarga Gottfried, mereka mengetahui rencana
perselingkuhan yang akan dilakukan oleh Gottfried dan berusaha keras untuk
mencegahnya. Dengan demikian Gottfried merasa tertekan dan menganggap semua
orang yang mengahalangi ambisinya harus disingkirkan.
Akan
tetapi hipotesis dari motif pembunuhan tersebut juga masih rancu karena tidak
bisa menjawab fakta lain bahwa Gottfried juga membunuh kerabat dan nyonya
pemilik tempat ia bekerja. Mereka tidak menentang ambisi Gottfried atau bahkan
melakukan sesuatu yang membuatnya tertekan. Dengan kata lain Gottfried juga
membunuh korban yang tidak mempunyai relasi apapun dengannya dan ambisinya.
Sebagai gantinya Gottfried memang mempunyai dorongan batin untuk membunuh
orang-orang disekitarnya.
Korban
Gesche Gottfried:
1 October 1813: Johann Miltenberg (Suami Pertama)
2 May 1815: Gesche Margarethe Timm (Ibu)
10 May 1815: Johanna Gottfried (Anak Perempuan)
18 May 1815: Adelheid Gottfried (Anak Perempuan)
28 June 1815: Johann Timm (Ayah)
22 September 1815: Heinrich Gottfried (Anak
Laki-laki)
1 June 1816: Johann Timm (Saudara Laki-laki)
5 July 1817: Michael Christoph Gottfried (Suami
Kedua)
1 June 1823: Paul Thomas Zimmermann (Tunangan)
21 March 1825: Anna Lucia Meyerholz (Guru
Musik/Kerabat)
5 December 1825: Johann Mosees (Tetangga/Kerabat)
22 December 1826: Wilhelmine Rumpff (Istri Pemilik
Pabrik Roda)
13 May 1827: Elise Schmidt (Keponakan Perempuan)
15 May 1827: Beta Schmidt (Kerabat)
24 July 1827: Friedrich Kleine (Kerabat/Kreditor,
Dibunuh di Hannover)
Seorang
Pengidap Gangguan Mental
Seperti
yang dijelaskan oleh Friedrich L. Voget yang telah menulis biografi Gottfried
dalam buku berjudul Life History A Poison-Bearer Margareth Gottfried bahwa
dorongan untuk membunuh tersebut berdasarkan atas pernyataan Gottfried saat memutuskan
untuk membunuh anggota keluarganya. Sehingga Vogets bisa menafsirkan bahwa
Gottfried melakukan pembunuhan terhadap orang-orang disekitarnya agar dia
memiliki control penuh atas kehidupan korbanya dalam rangka memuaskan hasrat
pribadinya.
Dorongan
untuk membunuh yang dimiliki Gottfried sendiri muncul ketika masa kecilnya
mengalami peramapasan hak-hak emosional sehingga menimbulkan rasa traumatis
yang mendalam. Selain itu melalui pola dari motif pembunuhannya banyak yang
beranggapan bahwa Gottfried menderita Syndrom Munchaussen yaitu sebuah gangguan
kejiwaan yang sangat langka dikalangan perempuan.
Sindrom
Munchausen merupakan sebuah penyakit kejiwaan dimana orang yang menderita
sindrom ini akan berpura-pura sakit atau memanfaatkan kondisi sakit yang
dialami oleh orang lain untuk menarik simpati dan perhatian orang lain.
Penyakit ini pada umunya disebabkan oleh trauma masa kecil. Secara singkatnya
Syndrom Munchausen ini merupakan istilah yang digunakan untuk seseorang yang
membesarkan segala aspek dalam dirinya dan orang-orang disekitarnya untuk
memperoleh perhatian lebih ataupun simpati dari orang lain.
Motif
gangguan kejiwaan pada pembunuh berantai memang banyak terjadi. Selain
menimbulkan polemik, hal ini juga menjadi dilema dalam penanganan kasusnya. Di
satu sisi meraka adalah penderita gangguan kejiwaan yang membutuhkan perawatan medis
dan perlindungan sebagai pasien. Namun, di sisi lain mereka juga merupakan
pelaku tindak kejahatan yang harus dikenakan sanksi pidana atas kejahatannya.
Sumber:
Friedrich L. Voget: Life history of the poison - bearer Gesche Margarethe Gottfried, born Timm , Keiser, 1831 diterbitkan ulang oleh Rover pada 1976
Posting Komentar untuk "Pembunuh Berantai Yang Penuh Belas Kasih: Gesche Gottfried"